KEBIJAKAN HSE PERUSAHAAN
LATAR BELAKANG
Bahwa
terjadi kecelakan di tempat kerja sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia
dan sebagian kecil disebabkan oleh faktor teknis. Oleh karena itu untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada
ditempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja
dalam keadaan aman, maka perlu penerapan system Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang selanjutnya kita sebut HSE (Health Safety
Environment).
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dan Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini diungkapkan dengan kalimat yang sederhana,
yaitu “Bebas Kecelakaan - Tidak Membahayakan Manusia dan - Tidak Merusak Lingkungan,
tujuan tersebut dicapai dengan melalui tahapan utama berikut:
§ Identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko
§ Penyebarluasan,
penerapan dan monitoring rencana HSE
§ Pengukuran, analisis dan
perbaikan secara berkala
SISTEM MANAJEMEN
HSE Element 1- Pimpinan
Proyek
Dibawah pimpinan Proyek,
personil pada semua strata dalam organisasi proyek ini bertangung jawab untuk
menerapkan HSE, dan berkapasitas untuk :
§
Identifikasi
bahaya dan dampaknya
§
Memastikan
penerapan prosedur kerja
§
Contoh
personal terhadap perilaku HSE diluar dan ditempat kerja
§
Komunikasi
yang aktif
§
Saling
tukar pengalaman dan pengetahuan tentang HSE
§
Memonitor
kinerja penerapan HSE
HSE Element 2— Supervisor
Supervisor proyek mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam penerapan HSE sebagai berikut:
§
Membantu
Pimpinan Proyek dalam penerapan HSE
§
Mandor
menipunyai otoritas untuk menghentikan operasi atau aktifitas dimana dipandang
membahayakan personil atau dapat menimbulkan kerusakan peralatan, fasilitas
atau lingkungan
§
Melakukan
penyelidikan dan pelaporan kepada pihak terkait
§
Melakukan
koordinasi kegiatan yang berkaitan yang berkaitan dengan HSE
JOB SAVETY ANALISYS
(JSA)
Job Savety Analysis
adalah suatu proses pengumpulan data yang berpotensi bahaya yang mungkin
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, pemahaman terhadap JSA ini akan
meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakan kerja.
TANGGAP DARURAT
Tanggap darurat dibuat
agar memberikan kepastian system informasi yang memadai dan jalur tanggung
jawab ketika terjadi keadaan darurat, yang meliputi
§ Kejadian Medis Kritis
§ Kejadian Kebakaran
§ Darurat Lain (Kecelakaan
lalu lintas, gempa bumi, dll)
METODA KOMUNIIASI
Persyaratan umum
komunikasi berikut ini hendaknya diterapkan pada saat kejadian darurat, yaitu:
§ Semua komunikasi
dilakukan secara singkat,jelas dan tegas
§ Simpan catatan panggilan
selama kondisi darurat
§ Gunakan foto atau sketsa
untuk mengilustrasikan kejadian darurat
KEBIJAKAN KESEHATAN,
LINGKUNGAN DAN NORMA
Kebijakan kesehatan
harus mempunyai informasi yang memadai mengenal kesehatan personil, kotak
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan obat standar tersedia dikantor
dan dipasang pada lokasi yang mudah dilihat dan terjangkau.
Kebijakan lingkungan diambil
untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan lingkungan, semua sampah yang
dihasilkan hendaknya dipisah sesuai jenisnya, agar tidak merusak lingkungan.
Dalam
kebijakan Norma semua personil harus menjungjung tinggi norma susila, agama
yang diyakini dan menghargai adat istiadat masyarakat setempat.
PELATIHAN HSE
Agar kebijakan HSE ini
berhasil, maka dilakukan pelatihan, diantaranya berupa pelatihan:
§ Pengetahuan dasar HSE
§ Pelatihan P3K
§ Pelatihan dasar
pengendalian kebakaran
INSPEKSI LAPANGAN DAN
AUDIT
Inspeksi lapangan dan
audit dilakukan secara rutin, dilakukan secara bersama dan temuannya dicatat
dan menjadi bahan untuk tindakan lebih lanjut.
LAPORAN KEJADIAN DAN
INVESTIGASI
Setiap kecelakaan kerja
segera dilaporkan ke pihak yang terkait dengan masalah HSE, dan membuat laporan
yang meliputi:
§
Tanggal,
waktu dan lokasi kejadian
§
Jumlah
dan personil yang cidera
§
Jenis
kecelakaan
KEBIJAKAN BERKENDARAAN
Lalu lintas dilingkungan
proyek dibatasi hanya untuk kendaraan yang berkepentingan untuk proyek, aturan
keselamatan berkendara seperti sabuk pengaman, SIM dan kecepatan berkendara
harus dipatuhi.
KICK OF MEETING
Rapat
pendahuluan HSE dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, yang bermaksud agar :
§ Program pelaksanaan
pekerjaan berjalan dengan baik
§ Pembicaraan detail
mengenai maksud program kerj a
§ Kampanyekan kebijakan
HSE
PAPAN INFORMASI
Papan informasi
merupakan komunikasi satu arah sebagai sarana penyebarluasan kebijakan HSE,
yang berisi:
§ Resiko tempat kerja
§ Cara melakukan evakuasi
§ Tindakan P3K
§
Tanggap
Darurat
§
Dan
lain-lain
POSTER / RAMBU
PERINGATAN
Poster
atau rambu peringatan merupakan konunikasi satu arah dalam bentuk symbol atau
kalimat perintah yang jelas, tegas, mudah dibaca dan ditempatkan dilokasi yang
strategis
ORIENTASI KARYAWAN BARU
I.
LATAR BELAKANG
Dalarn rangka untuk meningkatkan
kapasitas kemarnpuan karyawan baru diperlukan mekanisme untuk melakukan
pembinaan dan pembekalan kepada karyawan baru yang akan bekerja dilingkungan
perusahaan. Program tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
untuk memberikan kesempatan kepada karyawan baru untuk melakukan pengenalan
terhadap tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tujuan rekrutmen.
Disamping itu masa pengenalan memberikan
pemahaman dan pengalaman bagi para karyawan baru pada tugas dan fungsi serta
visi misi perusahaan. Sehingga para karyawan baru dapat segera melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan segera dan mampu memberikan dukungan yang tepat
kepada pelaksanaan tugas dipurasahaan
Selanjutnya bagi karyawan baru
dilingkungan perusahaan perlu diberikan pendampingan agar dapat menyesuaikan
diri dengan nilai-nilai budaya kerja, penyesuaian diri yang tepat dan cepat
semakin mendukung sikap kerja para karyawan baru dan sinergi dengan
lingkungannya, sehingga apabila ada permasalahan yang berkaitan dengan cara
penyesuaian diri, para karyawan baru memiliki bekal untuk dapat menyelesaikan
secara mandiri dan tidak mempengaruhi kinerja dan akhirnya tidak berdampak
buruk terhadap perusahaan.
II.
METODA PELAKSAAN
Metoda yang digunakan adalah metoda ajar klasikal
dan diskusi oleh peserta pengenalan yang meliputi materi umum dan khusus,
sebagai berikut:
ü
Orientasi
umum disampaikan secara klasikal yang berisi materi tentang:
o
Visi
dan misi perusahaan
o
Aturan
kekaryawanan dan administrasi kekaryawanan
o
Budaya
dan nilai-niiai kerja
o
Kesehatan
dan keselamatan kerja
o
Pengenalan
lingkungan
ü
Orientasi
khusus disampaikan secara job training masing-masing unit terdiri dari:
- SOP (standar operasional prosedur) yang sesuai dengan penempatan dan fungsi kerja karyawan baru
- Pengenalan lingkungan instalasi/bagian/bidang
- Uraian tugas dan wewenang sesuai dengan posisi penempatan di instansi/bagian/bidang.
III.
MATERI
NARA SUMBER DAN JADWAL PELAKSANAAN
No
Materi umum Waktu Nara
sumber
1 Visi
dan Misi Perusahaan 60
Menit Direktur
2 Aturan-aturan,
kekaryawanan dan 60 Menit Bidang HRD
Adrninistrasi & kekaryawanan
3 Budaya
dann nilai kerja 6O
Merit Bidang SDM
4 Kesehatan
dan keselamatan kerja 60
Menlt Man. HSE
5 Pengenalan
Linkungan 60 Menit Bidang HRD
No Materi
pengenalan Khusus Waktu Nara
sumber
1.
SOP (standar opersional prosedur) 60
Menit Bidang HRD
2.
Pengendara lingkungan bagian
Spesifik 60 Menit Bidang HSE
3.
Uraian tugas dan wewenang 60 Menit Bidang HRD
IV.
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA
Pelaksana program pengenalan dibawah
koordinasi direktur dan ketua HSE sesuai dengan pokok dan fungsinya
V.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengertian
:
- Daftar Penilaian kinerja karyawan baru (DPK) ada!ah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan baru dalam jangka waktu masa kontrak yang akan digunakan untuk evaluasi kinerja sebagai dasar menjadi karyawan tetap.
- Pejabat penilai adalah atasan langsung dari karyawan baru.
Tujuan
:
- Pembinaan dan pengawasan karyawan baru
- Rencana pengembangan sumber daya manusia
- Pelatihan dan peningkatan pendayagunaan karyawan baru sesuai dengan tugas dan fungsinya
- Memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan karyawan baru
- Dasar untuk rnernperoanjang masa kerja karyawan baru
Kebijakan
Undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan :
- Bidang SDM menyampaikan, kepada tenaga kerja yang meilputi bagian, formulir DPK untuk dapat dilakukan penilaian atas karyawan baru yang bertugas
- Forrnulir DPK rangkap 2 lembar dengan ketentuan 1 lembar untuk karyawan baru dan 1 lembar untuk perusahaan
- Hasil penilaian harus disampaikan ke karyawan baru yang bersangkutan dan apabila disetujui maka atasan langsung dan karyawan baru yang bersangkutan menandatangani formulir DPK tersebut untuk seianjutnya disarnpaikan ke atasan penilai
- Selanjutnya DPK yang teiah ditandatangani atasa penilai, I disarnpaikan ke bidang HRD untuk mendapatkan dan penetapan hasil penilaian DPK
- Apabila karyawan baru keberatan dengan basil penilaian, dapat mengajukan keberatan
- Selanjutnva keberatan karyawan baru akan diperiksa oeh hidang HRD untuk mendapatkan pertimbangan.
SAFETY INDUCTION
Selamat
datang dilokasi pekerjaan. Dilokasi ini akan dilakukan pekerjaan renovasi
gedung sesuai dengan perintah kerja dari kita
Kegiatan
ini mempunyai bahaya-bahaya yang cukup tinggi karena rawan terhadap bahaya
kebakaran, bahaya dropobject, bahan jatuh dari ketinggian dll. Oleh karena itu,
pada pekerjaan / pengunjung wajib mentaati semua peraturan-peraturan yang
berlaku di lokasi ini.
- Setiap pekerja / pengunjung wajib melapor kepada keamanan dan mengisi daftar hadir yang tersedia di pos keamanan.
- wajib mengenakan peralatan keselamatan diri (alat pelindung diri) yang dipersyaratkan di area-area produksi (mandatory adalah : safety shoes dan helmet).
- Dilarang membawa korek api maupun sumber api yang lain, serta dilarang menyalakan api dalam bentuk apapun.
- Dilarang menghidupkan telepon selular. Telepon selular dalam keadaan mati.
- Dilarang mengambil foto tanpa seijin petugas HSE dan apabila melakukan pengambilan foto wajib menonaktifkan penggunaan lampu “flash / blight”.
- Dilarang membuang sampah disembarang tempat.
- Selalu waspada terhadap rambu-rambu keselamatan yang terpasang dilokasi produksi.
- Dalam keadaan darurat (kebaran, ledakan, dsb), pengunjung diharuskan untuk tidak panik,jika petugas mengantar anda (guide) dan segera bergegas menuju area berkumpul (assembly point) yang telah ditentukan…………………tunggu perintah/ aba-aba selanjutnya dari petugas berwenang dilokasi.
Semua
aturan-aturan tersebutmengikat seluruh pengunjung selama berada dilokasi
produksi kami. Dan akan kami lakukan dengan teguran maupun tindakan keras atas
setiap pelanggaran. Kesemuanya adalah semata-mata untuk kepentingan keselamatan
dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan. Safety first.
Daftar
Hadir Induksi :
……………………………
Petugas
HSE
________________________
Pentingnya Safety Talk Sebagai Usaha Pencegahan Kecelakaan
PENDAHULUAN
Sebuah
perusahaan yang mengoperasikan kilang dalam beberapa hal kemungkinan bisa
terjadi seperti kecelakaan kerja.
Setiap orang dimanapun berada , siapapun dia bisa saja mengalami suatu kecelakaan.Terlebih lagi bila sedang melakukan suatu aktifitas atau berada dalam lingkungan orang yang sedang bekerja .
Setiap kecelakaan kerja sudah pasti akan merugikan pekerja itu sendiri maupun perusahaan , perusahaan didalam menjalankan seluruh aktifitasnya selalu berusaha untuk menekan sekecil mungkin terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan berbagai factor , berbagai upaya senantiasa dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga kerugian – kerugian yang sangat fatal baik dari peralatan maupun dari manusianya dapat dihindarkan .
Dari
berbagai upaya yang dilakukan perusahaan sebagai langkah pencegahan kecelakaan
kerja, salah satunya adalah dengan melaksanakan program Safety talk untuk
seluruh pekerja tanpa kecuali.
Dalam
safety talk kali ini materi yang dibahas adalah; “Pentingnya Safety talk
sebagai usaha pencegahan kecelakaan kerja ”
Safety
talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya
bahaya di tempat kerja, serta berbagai
masalah pekerjaan dapat kita diskusikan ( secara teoritis ), untuk kemudian
dapat diterapkan dan dipraktekan hasil dari diskusi tersebut dilapangan /
plant, dengan safety talk dapat pula meningkatkan pengetahuan kita terhadap :
·
Pekerjaan
yang kita hadapi dan bahayanya serta penanggulangannya .
·
Procedure
kerja .
·
Peralatan
safety ( alat-alat pelindung diri ).
·
Komunikasi
.
1. Meningkatkan pengetahuan pekerjaan yang kita
hadapi dan bahayanya serta penangulangannya.
Semakin
banyak kita melaksanakan tugas / pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
maka membuat kita semakin berpengalaman pula bahkan bisa makin familier dengan
tugas dan tanggung jawab tersebut , sehingga kita semakin mengerti dengan
keadaan lingkungan tempat bekerja dan akan dengan cepat pula mengatasinya bila
terjadi problem atau keadaan darurat .
2. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur
kerja.
Dari
pengalaman – pengalaman selama ini semakin kita sering melakukan pekerjaan yang
sama sehingga kita menjadi terbiasa dan membuat kita semakin menguasai
pekerjaan itu , tetapi dilain pihak menjadikan kita terlena dengan kemampuan
itu , dikarenakan kita sudah terbiasa melakukannya terkadang menjadikan kita
lalai , gegabah dan sembrono dengan yang namanya prosedur kerja , akibatnya
bisa fatal terhadap peralatan maupun manusianya .
Apabila kita bekerja menggunakan prosedur kita sudah terlindungi bila terjadi hal – hal yang tidak kita inginkan , karena yang akan bertanggung jawab adalah yang menyiapkan , memeriksa dan mengesahkan prosedur tersebut .
Apabila kita bekerja menggunakan prosedur kita sudah terlindungi bila terjadi hal – hal yang tidak kita inginkan , karena yang akan bertanggung jawab adalah yang menyiapkan , memeriksa dan mengesahkan prosedur tersebut .
3. Meningkatkan pengetahuan kita terhadap alat –
alat pelindung diri
.
Setiap
pekerja mempunyai tanggung jawab yang sama untuk bekerja yang aman dan selamat,
pada dasarnya kita semua mengerti bahaya-bahaya yang mungkin timbul ditempat
area kerja kita masing-masing dan alat-alat pelindung diri apa saja yang harus
kita pakai .
Perusahaan
telah menyediakan dan memcukupi perlengkapan dan kelengkapan alat pelindung
diri, diharapkan dapat dipergunakan secara baik dan tepat .
4. Meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi .
Didalam
safety talk ini tanpa sadar kita juga belajar berkomunikasi , kapan kita harus
mendengarkan , kapan kita mengutarakan pendapat, jangan main potong saja selagi
orang lain mengutarakan pendapatnya efeknya bisa saja orang tersebut
tersinggung , terutama bila kita sedang bekerja komunikasi memegang peranan
sangat penting , apabila kita menerima atau memberi perintah yang tidak jelas atau
salah akibatnya bisa fatal.
Komunikasi yang baik merupakan suatu manifestasi / cerminan dari keakraban dan kebersamaan kita hingga akan menciptakan suasana yang intim , hangat dan harmonis yang pada akhirnya akan menciptakan kebersamaan , sehingga dalam kita bekerja sehari-hari akan terasa ringan dan nyaman .
PENUTUP
Uraian
tersebut diatas yang baru kita bahas merupakan sebagian kecil dari banyaknya
persoalan dan manfaat yang dapat kita ungkap dalam safety talk , mudah –
mudahan menjadikan kita lebih bertanggung jawab dalam bekerja sehingga ikut
menunjang produktifitas perusahaan .
ARTI KESELAMATAN DAN
KEPEDULIAN DIRI AKAN BAHAYA
Dibandingkan
di tempat kerja, sesungguhnya kecelakaan di luar jam kerja lebih banyak
terjadi, hanya sayangnya tidak ada data ataupun catatan untuk membuktikannya.
Celaka / cedera yang terjadi di luar jam kerja / saat tidak bekerja sangat
mempengaruhi angka absensi kerja. Sebagai akibatnya, para karyawan harus
kehilangan waktu kerjanya, mencari pengganti, dan tertundanya pekerjaan
sehingga keseluruhan produktivitas perusahaan sangat terganggu.
Keselamatan
berarti “Selalu Siap”
Keselamatan
tidak seperti memutar tombol listrik ke ON, dan langsung dapat memulai
pekerjaan. Dengan usaha yang keras dan sungguh-sungguh serta dukungan dan
partisipasi dan seluruh karyawan dan pimpinan, kecelakaan di tempat kerja dapat
ditekan bahkan dihilangkan, dan keselamatan kerja menjadi bagian dan pola kerja
serta prioritas utama dalam pekerjaan, yaitu berproduksi dengan aman dan
selamat. Memang tidak ada yang bisa memastikan di mana kecelakaan akan dan bisa
terjadi. Tidak ada yang merasa diuntungkan jika Seorang karyawan menderita
celaka, bahkan jika sampai cacat sekalipun.
Jika
ada anggota keluarga yang sakit atau mendapat kecelakaan di rumah, hal ini bisa
menyebabkan karyawan absen ataupun izin untuk tidak masuk kerja, untuk menolong
ataupun ia tetap masuk kerja, maka kualitas dan kuantitas kerjanya pun akan
terganggu, karena kurangberkonsentrasi, lelah karena kurang tidur/istirahat,
bahkan staminanya menurun karena waktu makan dan minum yang terabaikan.
Berdasarkan
hal-hal tersebut, beberapa perusahaan terkemuka mulai memperhatikan
masalah-masalah kehidupan pribadi dan keluarga pekerja, yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan karyawan dan keluarga secara keseluruhan. Mengapa
demikian? Karena tiap tahun perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan
kesehatan bagi karyawan dan juga keluarganya, termasuk di dalamnya biaya
perawatan kesehatan dan tindakan medis yang harus dibayar karena kecelakaan di
luar jam kerja, di dalam maupun di luar rumah.
Pihak
perusahaan menyadari biaya biaya tersebut dapat dihemat atau ditekan, antara
lain dengan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan di Rumah melalui
kampanye, bulletin perusahaan, pelatihan pekerja, dan cara-cara lain yang
mungkin dan bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan arti
penting selamat dan sehat bagi karyawan dan anggota keluarganya di rumah.
Keselamatan
di Jalan Raya
Angka
kecelakaan lalu lintas di negara kita cukup tinggi dan cenderung bertambah,
serta kecelakaan lalu lintas yang menimpa pengendara sepeda motor merupakan
jumlah dan pemakan korban terbesar baik meninggal dunia maupun luka luka. Para
pengemudi kendaraan perusahaan, dan pengendara truk sampai ke tenaga penjualan,
sebaiknya diberi pengarahan tentang teknik pengemudi yang aman. Demikian juga
para pekerja yang memakai kendaraan bermotor untuk berangkat dan pulang kerja,
harus memahami teknik pengendara yang benar, mengenali kondisi kendaraanya,
selalu mematuhi aturan berlalu lintas, tidak bertelpon ria dengan hand phone
saat mengendara dan juga memakai alat pelindung diri yang diwajibkan, seperti
helm, sabuk pengaman, serta dapat mengendalikan emosi disaat keadaan lalu
lintas yang macet. Perlu diingat bahwa kecelakaan lalu lintas tidak saja
mengakibatkan kematian dan luka-luka tetapi juga kerugian materi yang tidak
sedikit.
Alat
Pelindung Diri
Seorang
pekerja pabrik memerlukan helm, safety shoes, masker udara, sarung tangan, dan
peralatan keselamatan dan pelindung lainnya untuk melindungi dirinya dan bahaya
dan celaka yang mungkin bisa menimpanya. Seorang pekerja kantor tidak
memerlukan alat pelindung diri seperti pekerja pabrik, tetapi tetap harus
waspada dan hati-hati, karena ada bahaya yang mengintai seperti tersengat araus
listrik dan peralatan kantor yang saat ini banyak memakai listrik. Selain itu,
beberapa jenis kegiatan, terutama yang menyangkut hobi dan olah raga,
memerlukan alat pelindung diri seperti helm untuk bersepeda, sarung tangan,
kacamata pelindung, sepatu sabuk pengaman, dan lain lain, sesuai kebutuhan dan
bahaya yang mungkin terjadi. Bahkan, bagi mereka yang suka mengisi waktu
luangnya dengan membuat peralatan / hobi bertukang, harus waspada terhadap
kondisi tangga, terkena / tersiram bahan kimia cair, bahan pembersih,
pestisida, ataupun terhirup bahan-bahan pelarut / solvet. Demikian juga mereka
yang bekerja dengan perkakas tangan yang tajam dan anggota badan yang lain.
Jadi, perlu diperhatikan cara pemakaian alat kerja yang benar dan pemakaian
pelindung din yang sesuai.
Bahaya
Tersengat Arus Listrik
Instalasi
listrik harus aman, terlindung, dan bebas dan gangguan. Mematikan semua
peralatan listrik sebelum pulang kerja terlebih menjelang libur akhir pekan
sangat perlu diperhatikan. Memberikan trafo ataupun stabilizer komputer tetap
hidup walaupun komputer dan perlengkapanya sudah dimatikan belum menjamin hal
itu sudah aman, apalagi jika trafo / stabilizer itu diletakkan begitu saja di
atas lantai yang beralasan karpet ataupun kayu. Sungguh hal itu sangat
membahayakan karena panas yang berasal dan peralatan tersebut bisa membakar dan
menghanguskan karpet ataupun kayu.Demikian juga pemakalan peralatan listrik
untuk rumah tangga seperti mesin cuci, setrika, dan vacuum cleaner.
Perhatikan
jangan sampai ada kabel yang terbuka, yang mengakibatkan bahaya hubungan
singkat (konslet) atau tersengat aliran listnik yang mematikan. Jika kabel
isolasi kabel rusak ganti dengan ukuran dan daya listrik yang sama. Jangan
sampai diubah dengan alasan supaya lebih murah. Jika menggunakan kompor
microwave, jangan sekali-kali membuka saat kompor bekerja, hanya karena ingin
melihat hasil masakan karena hal ni sangat berbahaya.
Kebiasaan
makan-makanan kecil di tempat kerja, sisa makanan yang jatuh di lantai maupun
yang tersisa cenderung mengundang masuknya tikus, dan jika tikus telah masuk,
resiko yang lebih serius selain kabel-kabel listrik dan telpon yang rusak
akibat gigitan tikus, juga merusak peralatan kerja lainnya seperti misalnya
printer, kertas-kertas file.
Api
dan Bahaya Kebakaran
Tempat
kerja harus bebas dan bahaya api / kebakaran dengan menyingkirkan dan menyimpan
di tempat yang aman dan terpisah bahan-bahan yang mudah terbakar, menutup rapat
wadahnya, dan memberi label.
Bagi
mereka yang bekerja di gedung bertingkat atau di ruangan yang lua dan tertutup,
kenali di mana alat pemadam api diletakkan, serta jalan-jalan menuju pintu
keluar dan tangga darurat. Selain itu pahami cara penyelamatan diri dan bahaya
api / kebakaran yang baik dan benar, juga cara menghindari bahaya asap. Jika
terjadi kebakaran jangan menggunakan lift untuk menyelamatkan diri, tetapi
pakailah tangga darurat. Bahaya api / kebakaran di rumah juga harus
diperhatikan. Pemakaian kompor minyak tanah harus memperhatikan sumbu dan
kebersihannya. Sirkulasi udara ruangan juga perlu diperhatikan. Bagi mereka
yang menggunakan kompor gas LPG, ventilasi ruangan harus baik dan terbuka,
karena gas yang bocor cenderung melayang di bawah / di lantai, Sehingga harus
ada ventilasi yang baik di bawah / dekat lantai. Jika tidak, bukalah pintu dan
jendela dan biarkan udara bebas masuk sebelum menyalakan kompor.
Kebersihan
Biasakanlah mencuci dan mengeringkan tangan sebelum maupun sesudah mengerjakan sesuatu yang kotor, berdebu, berminyak, dan lain-lain. Tindakan ini sangat sederhana namun sangat ampuh untuk menghindari kuman-kuman penyakit. Demikian juga kebersihan dapur, kantin dan peralatan makan, baik ditempat kerja maupun di rumah. Karena kasus keracunan makanan yang berasal dan bakteri seperti E.coli dan salmonella selalu berasal dan ketidakbersihan bahan makanan dan peralatan makan. Anakanak harus diajarkan cara hidup yang bersih sejak kecil.
Biasakanlah mencuci dan mengeringkan tangan sebelum maupun sesudah mengerjakan sesuatu yang kotor, berdebu, berminyak, dan lain-lain. Tindakan ini sangat sederhana namun sangat ampuh untuk menghindari kuman-kuman penyakit. Demikian juga kebersihan dapur, kantin dan peralatan makan, baik ditempat kerja maupun di rumah. Karena kasus keracunan makanan yang berasal dan bakteri seperti E.coli dan salmonella selalu berasal dan ketidakbersihan bahan makanan dan peralatan makan. Anakanak harus diajarkan cara hidup yang bersih sejak kecil.
Hendaknya
selalu diingat, “Kebersihan adalah
pangkal kesehatan”. Jika sakit semua anggota keluarga akan repot, biaya-biaya
yang tak terduga mau tidak mau akan keluar, dan pada akhirnya akan menambah
beban hidup yang sudah susah saat ini
20 Ide Untuk Bahan Safety Talk
Safety
talk merupakan sebuah media
komunikasi untuk menyampaikan pentingnya memperhatikan aspek safety atau HSE
dalam bekerja. Kegiatan safety talk dapat dilakukan per kelompok atau
perusahaan secara keseluruhan. Safety talk dapat dilakukan harian,
mingguan, bulanan atau periode waktu tertentu yang ditetapkan berdasarkan
resiko dan jenis pekerjaan.
Topik
atau bahan safety talk tentu harus diputuskan
berdasarkan kebutuhan pekerjaan. Dan idealnya, safety talk mampu menyentuh
seluruh aspek safety atau HSE dalam pekerjaan sehari-hari.
Menentukan
bahan safety talk, ternyata tidak mudah. Hal ini mungkin menjadi salah satu
penyebab mengapa topik dalam safety talk hanya berkutat pada hal yang sama.
Padahal, safety talk sudah berlangsung bertahun-tahun. Dan hal itu pulalah yang
membuat safety talk menjadi tidak efektif.
20 Ide Bahan Safety
Talk
Sebenarnya
banyak sumber ide yang bisa menjadi topik atau bahan safety talk. Nah berikut
ini adalah 20 ide untuk bahan safety talk di semua area kerja.
1.
Standard Operating Procedures atau instruksi
kerja
2.
Manual safety operasi alat (dari manufacturer)
3.
Material
Safety Data Sheet
atau MSDS atau Lembar
Data Keselamatan Bahan(LDKB) bahan kimia B3 yang ada di pabrik
4.
Prosedur penggunaan fire extinguisher atau alat
pemadam api ringan (APAR)
5.
Jenis-jenis alat pelindung diri dan
penggunaannya
6.
Prosedur kerja dalam confined space
7.
Cara memperoleh safety permit sebelum melakukan
pekerjaan
9.
Bahaya pekerjaan pengelasan dan hal-hal yang
harus diperhatikan
11.
Aspek safety pada hydrostatic pressure test
12.
Pengendalian bahan kimia berbahaya
13.
Identifikasi bahaya di tempat kerja
16.
Potensi bahaya kebakaran di tempat kerja dan
pencegahannya
18.
Bahaya static electric
19.
Mengenal hazardous area
20.
Emergency response procedure (ERP)
Untuk
mempermudah, buatlah daftar bahan safety
talk yang akan anda pergunakan, plus jadwal setiap safety talk. Sesuaikan
dengan tingkat resiko, potensi bahaya, kualifikasi pekerja dan jenis pekerjaan
yang anda lakukan.
Lakukan evaluasi secara
periodik, agar anda bisa mengetahui tingkat efektifitas safety talk yang telah
anda lakukan. Masukkan beberapa perubahan jika menurut hasil evaluasi anda
hasilnya tidak memenuhi target dan harapan.
MEMBANGUN
ETOS KERJA YANG HANDAL
Dalam bahasa yunani “ETOS” berarti Api yang menyala-nyala, yang melambangkan semangat dan asa yang tak lekang oleh waktu dan keadaan. Makanya ETOS ini sering dipasangkan dengan KERJA, sehingga menjadi satu susunan kata yang memiliki Arti yang Luas.
Dalam perkembangannya ETOS KERJA memiliki makna Spirit, Semangat, dan Mentalitas yang mewujud menjadi seperangkat Perilaku Kerja yang Khas nan Unggul, seperti : rajin, Antusias, Teliti , Tekun, Kerja Keras, Ulet, Sabar, Bertanggungjawab, Hemat, effisien dan menghargai waktu.
Ada dua Dimensi Etos
- ETOS terhadap Kerja : Management
- Plan-Perencanaan
- Do- Pelaksanaan
- Check- Evaluasi
- Action- Tindakan perbaikan
- ETOS terhadap Manusia: Leadership
- Excellencing = Menjaga Keunggulan
- Supporting=Memelihara Dukungan
- Motivating=Membangun semangat
- Visioning= Membangun masa depan.
- Gi, Bersikap benar dan Bertanggungjawab
- Yu, Berani dan Kesatria
- Jin, Murah hati dan mencintai
- Rei, Bersikap santun dan Hormat
- Makoto, Tulus dan bersungguh-sungguh
- Melyo, Menjaga martabat dan kehormatan
- Chugo, Mengabdi dan Loyal.
etos kerja orang jepang terkenal dari dulu selama perang dunia ke 2 jepang yang merupakan negara kecil dapat menguasai sebagian besar wilayah asia dan Amerika Serikat sempat diluluhlantahkan (peard hamboard) hingga akhirnya bertekuk lutut setelah hirosima dan nagasaki di bom atom oleh sekutu
Semangat dan pantang menyerah merupakan ciri orang jepang, dari semboyan samurai yang menyatakan “Lebih baik mati dari pada berkalang malu”, ada juga istilah MAKOTO yang artinya bekerja dengan giat semangat,jujur serta ketulusan.belum lagi semangat dan semboyan serta falsafah yang lain yang dapat memacu kerja dan membentuk etos kerja para pekerja diluar negara jepang
kita lihat perusahaan yang cukup terkenal yaitu KENWOOD, yang bergerak didunia elektronika yaitu dibidang akustik home teater ,sounsistem dan alat komunikasi berupa HT dan Car comunication. Kenwood Singapura bergerak dibidang radio komunikasi HT dan CAR yang memiliki anak cabang di Addpluss Tech Indonesia yang berlokasi di Bintan.hampir 85 % produk kenwood yang tersebar kepenjuru dunia diproduksi di sini
Sementara Bangsa Eropa juga memilki ETOS KERJA yang juga membuat bangsa tersebut , dapat menguasahi dunia. Etos kerja tersebut di Kenal dengan “The Western Ethos-Ethos Panzer”, dimana juga ada 7 (tujuh), :
- Berpikir Ilmiah, bertindak rasional
- Berdisiplin Tinggi
- Rajin, tekun dan bekerja keras
- Berorientasi pada sukses material
- Anti Pemborosan dan Kesenangan
- Hemat dan Bersahaja
- Menabung dan Berinvestasi.
Dalam kesempatan ini , Pak Jansen Sinamo, memberikan satu pemahaman tentang ETOS Kerja Profesional, yang merupakan hasil kajian beliau selama bertahun tahun, dan akhirnya di simpulkan bahwasanya ETHOS Kerja Profisional terdiri dari 8 (delapan) unsur. Dengan penjelasan sebagai berikut:
- Kerja adalah RAHMAT, Bekerja dengan Ikhlas dan bersyukur
- Kerja adalah AMANAH, Bekerja dengan Benar dan Bertanggungjawab
- Kerja adalah PANGGILAN, Bekerja dengan Visioner dan Berintegritas
- Kerja adalah AKTUALISASI, Bekerja dengan Antusias dan Bersemangat
- Kerja adalah IBADAH, Bekerja dengan Serius dan Berdedikasi
- Kerja adalah SENI, Bekerja Cerdas dan Kreatif
- Kerja adalah KEHORMATAN, Bekerja dengan Tekun dan Berkeunggulan
- Kerja adalah PELAYANAN, Kerja Paripurna dan Rendah hati.
7 Pondasi Keberhasilan HSE
Terdapat
7 aktifitas penting yang akan menjadi penentu keberhasilan dari organisasi HSE
di tempat kerja anda. Aktifitas tersebut yaitu;
1.
Accountability / Tanggung Gugat
- Semua anggota dalam HSE harus menyadari bahwa posisi mereka dalam organisasi HSE membutuhkan adanya partisipasi aktif.
- Semua anggota akan memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan/target yang telah ditetapkan.
2.
Commitment / Komitmen
- Komite atau P2K3 harus mendapatkan dukungan dari manajemen untuk menjamin pelaksanaan rekomendasi atau usulan dari P2K3
- Para anggota juga harus menunjukkan komitmennya dengan cara menghadiri rapat, menyelesaikan tugas dari P2K3 yang diembannya dan mendorong rekan kerjanya untuk melaksanakan program-program HSE
3.
Employee Involvement / Keterlibatan Pekerja
- Ajak semua pekerja untuk berpartisipasi untuk menciptakan tempat kerja yang aman dengan cara;
– Berperan untuk melaporkan semua temuan bahaya di tempat kerja
– Menanggapi rekomendasi atau usulan perbaikan dari pekerja
– Mengkomunikasikan kegiatan dari P2K3
4.
Identifikasi Bahaya
Pencegahan
kondisi berbahaya dan tindakan tidak aman dengan cara;
- Memberikan pelatihan dasar mengenai identifikasi bahaya dan cara pengendaliannya
- Fokus pada identifikasi bahaya dan tindakan tidak aman yang berpotensi besar untuk menimbulkan cidera yang serius
- Menggunakan laporan kecelakaan untuk fokus pada sumber bahaya yang memang telah menimbulkan cidera
- Melaksanakan kegiatan rutin inspeksi HSE
- Mencatat dan mendiskusikan temuan inspeksi untuk bagaimana pengendaliannya
5.
Penyelidikan Kecelakaan
Menetapkan
prosedur untuk pelaporan dan penyelidikan setiap kecelakaan yang terjadi untuk
diambil langkah pencegahannya.
6.
Recordkeeping / Pencatatan
- Lakukan pencatatan terhadap hasil kegiatan P2K3
- Tetapkan sistem dan organisasi pengelolaan catatan P2K3 yang rapih
- Simpan catatan-catatan seperti; notulensi rapat, hasil inspeksi, hasil identifikasi bahaya, usulan HSE dari tenaga kerja.
7.
Evaluasi
- Lakukan evaluasi rutin terhadap kemajuan dari program-program HSE
- Lakukan evaluasi terhadap kinerja dari anggota P2K3
- Evaluasi kelebihan dan kelemahan dari P2K3 anda.
- Tetapkan tujuan atau target baru.
TUJUAN
Untuk memastikan
tersedianya mekanisme komunikasi dan konsultasi dua arah terkait dengan
implementasi system manajemen Mutu dan Lingkungan
RUANG LINGKUP
Semua informasi
internal dan eksternal terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu dan
lingkungan
DEFINISI
Komunikasi Internal
adalah
suatu media hubungan antar personal / departemen dalam
lingkungan dalam kaitan pengelolaan kinerja terkait dengan manajemen mutu dan
lingkungan
Komunikasi Eksternal
adalah suatu
hubungan antara Pihak Perusahaan dengan pihak luar/eksternal seperti
Kontraktor/Subkontraktor, Instansi Pemerintah, atau Masyarakat sekitar perusahaan
yang saling memberikan Informasi terkait dengan pengelolaan lingkungan di
perusahaan
PROSEDUR
Komunikasi
Internal
- Wakil Manajemen harus membuat rencana komunikasi internal sekaligus menentukan metode komunikasi yang sesuai
- Semua departemen harus menjalankan rencana komunikasi internal yang telah ditentukan, jika metode komunikasi melalui pertemuan harus dilengkapi daftar hadir peserta, jika melalui perintah harus dituangkan kedalam format internal memo.
- Apabila dalam pelaksanaannya terdapat masukan atau feedback dari karyawan, maka Wakil Manajemen bertanggungjawab untuk memberikan respon atau jawaban
- Apabila feedback memerlukan keputusan manajemen, Wakil Manajemen bertanggungjawab untuk membahasnya dengan top manajemen
- Apabila diperlukan tindak lanjut, Wakil Manajemen bersama departemen terkait bertanggungjawab membuat rencana tindak lanjut (action plan)
- Semua masukan dalam pelaksanaan komunikasi internal harus dilaporkan kepada manajemen oleh Wakil Manajemen dalam rapat tinjauan manajemen
- Komunikasi eksternal
- Wakil Manajemen bertanggungjawab memonitor semua informasi yang berkaitan dengan pihak eksternal
- Semua informasi yang terkait dengan yang hendak disampaikan kepada pihak eksternal, harus sepengetahuan Wakil Manajemen, misalnya pelaporan tiga bulanan dokumen limbah B3 kepada pemerintah dll
- Untuk informasi yang terkait dari pihak eksternal, semua harus dicatat dalam Risalah Komunikasi Eksternal. Untuk informasi yang terkait dengan pengelolaan lingkungan, bagian security bertanggungjawab sebagai pelaksana pencatatan, sedangkan untuk informasi yang terkait dengan pelanggan, bagian marketing bertanggungjawab sebagai pelaksana.
- Semua informasi harus disampaikan ke Wakil Manajemen
- Wakil Manajemen bersama departemen terkait membahas informasi yang ada. Jika pembahasannya memerlukan keputusan manajemen, maka Wakil Manajemen bertanggungjawab membahasnya dengan top manajemen
- Jika dari hasil pembahasan memerlukan tindakan perbaikan terkaitan informasi dari pihak eksternal, maka Wakil Manajemen bersama departemen terkait bertanggungjawab melakukan tindakan perbaikan
- Wakil Manajemen bertanggungjawab memberikan tanggapan atas setiap informasi dari pihak eksternal melalui departemen terkait, termasuk bukti rencana perbaikan dan hasilnya
- Semua status informasi dari pihak eksternal harus dilaporkan kepada manajemen oleh Wakil Manajemen dalam rapat tinjauan manajemen
DOKUMEN TERKAIT CATATAN / FORM
- Risalah komunikasi internal
- Risalah komunikasi eksternal
- Daftar hadir
- Internal memo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar