Manajemen
Resiko (Risk Management) K3
Manajemen
resiko adalah usaha untuk menghilangkan atau meminimalisir sumber bahaya di
tempat kerja
Prinsip
HIRARC
Prinsip
dasar dalam manajemen resiko K3 dikenal dengan singkatan HIRARC, yang terdiri
dari Hazard Identification, Risk Assessment, dan Risk Control.
Ketiga poin ini merupakan alur berkelanjutan dan dijalankan secara bertahap.
Gambaran proses nya secara sederhana adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama untuk mengurangi kecenderungan kecelakaan atau PAK (Penyakit Akibat Kerja) adalah dengan Hazard Identification atau dengan mengidentifikasi sumber bahaya yang ada di tempat kerja.
- Langkah kedua dengan melakukan Risk Assessment atau dengan menilai tingkat resiko timbulnya kecelakaan kerja atau PAK dari sumber bahaya tersebut.
- Langkah terakhir adalah dengan melakukan Risk Control atau kontrol terhadap tingkat resiko kecelakaan kerja dan PAK
Proses HIRARC ini
harus terus dievaluasi secara kontinyu untuk memastikan efektivitas dari
pengontrolan resiko sumber bahaya. Proses HIRARC dimulai lagi dari awal apabila
terjadi perubahan pada sistem atau pengenalan alat dengan potensi sumber bahaya
baru.
Gambar berikut menjelaskan alur proses manajemen resiko :
Gambar berikut menjelaskan alur proses manajemen resiko :
Mekanisme
Kontrol Resiko
1.
Eliminasi
Proses
eliminasi adalah usaha untuk menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.
2.
Subtitusi
Apabila
sumber bahaya tersebut tidak dapat di-eliminasi, maka usaha berikutnya adalah
dengan mengganti atau men-subtitusi zat/benda/proses yang menjadi sumber bahaya
tersebut dengan zat/benda/proses lain yang tidak menjadi sumber bahaya.
3. Engineering
Control
Pada
keadaan dimana sumber bahaya teersebut tidak dapat di-eliminasi atau
di-subtitusi, maka diterapkan usaha kontrol teknis atau engineering control untuk
menurunkan resiko sumber bahaya tersebut sehingga tidak membahayakan pekerja.
Kontrol teknis ini sebagai contoh dapat berupa penutupan sumber bahaya sehingga
tidak menimbulkan kontak langsung pada pekerja.
4.
Administrative Control
Kontrol
administratif diperlukan ketika kontrol teknis tidak sepenuhnya dapat
mengendalikan sumber bahaya. Kontrol administratif dibuat untuk menjaga pekerja
dalam wilayah 'aman'. Contoh kontrol administratif adalah pemasangan tanda
bahaya dan pembuatan SOP (Standard Operational Procedure) pemakaian alat.
5. APD (Alat Pelindung
Diri)
Setiap
pekerja yang beresiko terhadap sumber bahaya diharuskan memakai APD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar