Industri merupakan salah satu yang menghasilkan air
limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri minyak & gas, teknologi pengolahan limbah cair yang digunakan
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.
Namun demikian, mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh
air limbah yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan
informasi mengenai pengelolaan air
limbah secara benar.
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang
meliputi kegiatan antara lain :
- pengurangan (minimization),
- segregasi (segregation),
- penanganan (handling),
- pemanfaatan dan pengolahan limbah.
Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal,
kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan
hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah
hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di
Instalasi Pengolahan Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih
luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan
pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan
limbah) akan sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
Tren pengelolaan limbah di industri adalah menjalankan
secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan handling limbah
sehingga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta
minim tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian
dibuat menjadi berbagai konsep seperti : produksi bersih (cleaner production),
atau minimasi limbah (waste minimization).
Secara prinsip, konsep produksi bersih dan minimasi
limbah mengupayakan dihasilkannya jumlah limbah yang sedikit dan tingkat
cemaran yang minimum. Namun, terdapat beberapa penekanan yang berbeda dari
kedua konsep tersebut yaitu: produksi bersih memulai implementasi dari optimasi
proses produksi, sedangkan minimasi limbah memulai implementasi dari upaya
pengurangan dan pemanfaatan limbah yang dihasilkan.
Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi
yang minim bahan pencemar, limbah, minim air dan energi. Bahan pencemar atau
bahan berbahaya diminimalkan dengan pemilihan bahan baku yang baik, tingkat
kemurnian yang tinggi, atau bersih. Selain itu diupayakan menggunakan peralatan
yang hemat air dan hemat energi. Dengan kombinasi seperti itu maka limbah yang
dihasilkan akan lebih sedikit dan tingkat cemarannya juga lebih rendah.
Selanjutnya limbah tersebut diolah agar memenuhi baku mutu limbah yang
ditetapkan.
Strategi produksi bersih yang telah diterapkan di
berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi dampak
lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan, antara lain.
- Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;
- Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;
- Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain;
- Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;
- Mengurangi biaya penaatan hukum;
- Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);
- Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;
- Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
- Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah.
Pengurangan limbah dilakukan melalui peningkatan atau
optimasi efisiensi alat pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan
seperti sistem perpipaan, meniadakan kebocoran, ceceran, dan terbuangnya bahan
serta limbah.
Pemanfaatan ditujukan pada bahan atau air yang telah
digunakan dalam proses untuk digunakan kembali dalam proses yang sama atau
proses lainnya. Pemanfaatan perlu dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan
hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi atau menimbulkan
pencemaran pada lingkungan.
Setelah dilakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah,
maka limbah yang dihasilkan akan sangat minimal untuk selanjutnya diolah dalam
instalasi pengolahan limbah.
Pada kegiatan pra produksi dapat dilakukan pemilihan
bahan baku yang baik, berkualitas dan tingkat kemunian bahannya tinggi. Saat
produksi dilakukan, fungsi alat proses menjadi penting untuk menghasilkan
produk dengan konsumsi air dan energi yang minimum, selain itu diupayakan
mencegah adanya bahan yang tercecer dan keluar dari sistem produksi.
Dari tiap tahapan proses dimungkinkan dihasilkan
limbah. Untuk mempermudah pemanfaatan dan pengolahan maka limbah yang memiliki
karakteristik yang berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkat cemaran
harus dipisahkan. Sedangkan limbah yang memiliki kesamaan karekteristik dapat
digabungkan dalam satu aliran limbah. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada
proses produksi yang sama atau digunakan untuk proses produksi yang lain.
Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya
diolah pada unit pengolahan limbah untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga
sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Limbah yang telah memenuhi baku mutu
tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Bila memungkinkan, keluaran (output) dari
instalasi pengolahan limbah dapat pula dimanfaatkan langsung atau melalui
pengolahan lanjutan.
Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem
pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan
pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk
menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk
dibuang ke lingkungan.
Limbah yang dikeluarkan dari setiap kegiatan akan
memiliki karakteristik yang berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi
proses, dan peralatan yang digunakan juga berbeda. Namun akan tetap ada
kemiripan karakteristik diantara limbah yang dihasilkan dari proses untuk
menghasilkan produk yang sama.
Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau
volume limbah dan kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik,
biologi, kimia dan radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk
menentukan proses dan alat yang digunakan untuk mengolah air limbah.
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan
proses yaitu pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary
treatment), dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan
ditujukan untuk mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar
sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang
dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada
pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai
dengan baku mutu yang ditetapkan.
Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan
untuk mengolah air limbah yaitu: proses secara fisik, biologi dan kimia.
1.
Proses fisik
dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fisik pada air limbah seperti
menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses dengan menggunakan alat
screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll.
2.
Proses biologi
deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi terhadap air
limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur
aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan
an-aerobic process.
3.
Proses kimia
dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air
limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.
Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis
proses dan alat pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri
atau dikombinasikan.
Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat yang
digunakan seharusnya dapat mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan
pengelolaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar