MATERIAL SAFETY
DATA SHEET (MSDS)
Bahan
kimia berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan
di tempat kerja. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat
agar bahan kimia B3 tidak
membahayakan kita sebagai tenaga kerja, peralatan/instalasi dan tentu tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Di
Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkenaan dengan
pengendalian bahan kimia B3, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999,
yaitu tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999,
pada Bab 1 Pasal 1, bahan kimia B3 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko
akibat penggunaan bahan kimia B3 adalah dengan memahami Lembar Keselamatan
Bahan atau MSDS (Material Safety Data Sheet)
bahan kimia B3 tersebut. MSDS merupakan salah satu bentuk pengendalian resiko
berkaitan dengan bahan kimia B3.
Jadi sebelum menggunakan bahan kimia B3, hal pertama yang
harus kita lakukan adalah memahami dengan baik MSDS bahan kimia tersebut. Untuk
itu sekarang bahas secara singkat satu persatu hal-hal penting yang
terkait dengan MSDS.
Sumber MSDS
Darimana kita bisa memperoleh dokumen MSDS? Mintalah MSDS
kepada produsen, distributor atau suplier di mana kita membeli bahan kimia
tersebut. Atau kita bisa mengunduhnya lewat internet. Pastikan bahwa MSDS yang
kita miliki adalah revisi terbarunya.
Konten
MSDS
Paling
tidak ada 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS. Informasi
tersebut meliputi:
a. Identifikasi bahan (Material Identification)
b. Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients)
c. Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics)
d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data)
e. Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data)
f. Data reaktifitas (Reactivity Data)
g. Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety Handling and Use)
h. Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures)
a. Identifikasi bahan (Material Identification)
b. Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients)
c. Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics)
d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data)
e. Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data)
f. Data reaktifitas (Reactivity Data)
g. Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety Handling and Use)
h. Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures)
Dokumentasi dan Updating
Semua dokumen MSDS harus terdokumentasi dengan baik. Bisa
dalam bentuk print out, CD, disk atau internet. Akan tetapi, pilihlah media
yang mudah untuk diakses dan MSDS harus selalu tersedia di tempat-tempat yang
diperlukan.
Dan
satu lagi, MSDS yang terdokumentasi harus dengan nomor revisi terbaru atau
terakhir. Hal ini penting, karena akan terus ada informasi baru yang masuk atau
diperbaharui. Sebagai contoh, nomor telepon darurat yang harus dihubungi.
Buatlah jadwal kapan status dokumen MSDS harus dimonitor.
Training
Layaknya sebuah Standard Operating Procedure (SOP), training
mengenai MSDS mutlak diperlukan. Semua orang yang akan berhubungan dengan bahan
kimia B3 harus mendapatkan training MSDS. Termasuk pula bagi anda calon
karyawan yang akan bekerja di pabrik kimia atau mahasiswa yang sedang Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar