Minggu, 24 November 2013

PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH B3



PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH B3

Setiap kejadian insiden (kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan) bagaimanapun kejadiannya harus dilaporkan sebagai data monitoring dan evaluasi tindakan perbaikan dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang ada.

Pengertian mengenai insiden:
  1. Kecelakaan
Adalah suatu rangkaian kejadian yang dapat menirnbulkan cidera pada manusia, kerusakan pada peralatan & lingkungan dan dapat mengakibatkan kehilangan wakru jam kerja.

  1. Penggolongan Kecelakaan
a        Hampir celaka
Adalah suatu kejadian hampir kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera pada manusia atau kerusakan pada peralatan, namun berpotensi mejadi cidera ataupun kerusakan peralatan / lingkungan bila mana tidak segera ditanggulangi.
b        Ringan
Yang mendapat pertolongan pertama (first aid) tetapi tidak menimbulkan kehilangan hari / waktu jam kerja.
c         Sedang
Kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga tidak akar menimbulkan kehilangan hari kerja dan tidak akan menimbulkan cacat jasmani atau rohani yang akan mengganggu tugas pekerjaannya.
d        Berat
Kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga akan menimbulkan cacatan jasmani dan rohani yang akan mengganggu tugas pekerjaannya.
e         Fatal
Kecelakaan yang mengakibatkan kematian segera atau dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) jarn setelah terjadi kecelakaan.

  1. Kebakaran
Adalah suatu kejadian dan suatu proses oksidasi yang berlangsung secara cepat dan suatu zat yang dapat terbakar dan tidak terkontrol, mengeluarkan energi dalam bentuk panas dan cahaya.



  1. Pencemaran Lingkungan
Adalah suatu masuknya dan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

  1. Pelaporan Insiden
Sistem pelaporan insiden adalah menggunakan formulir-formulir perusahaan yang telah tersedia, seperti formulir laporan pendahuluan kecelakaan kerja, formulir laporan kecelakaan, formulir hampir celaka, formulir laporan kebakaran dan formulir laporan pencemaran lingkungan.

  1. Laporan insiden diisi lengkap oleh pengawas yang berwenang dilapangan dengan rangkap sesuai kebutuhan yang diperlukan ditambah satu lembar ke pemberi kerja (owner). Laponan ditujukan kepada pengawas / kepala HSE.

  1. Kejadian yang membutuhkan investigasi khusus dilaksanakan dengan membentuk tim koordinasi antara owner dan pihak perusahaan.


Bahwa semua bahan kimia berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan insiden dan cidera sementara maupun tetap pada manusia saat penyimpanan, penggunaan dan pembuangan perlu diawasi, mudah diidentifikasi dan dikelola dengan baik.

1.  Penggolongan Bahan Kimia
Secara umum bahan kimia berbahaya diklarifikasikan menjadi beberapa golongan, diantaranya:
  • Bahan kimia beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap kedalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit,
  •  Bahan kimia korosif (Corrosives)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
  • Bahan mudah terbakar
Yaitu bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan zat oksigen dan menimbulkan bahaya kebakaran.

  • Bahan Peledak
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya,
  • Bahan kimia oksidator (Oxidation Agents)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
  • Bahan kimia reaktif terhadap air (Water sensitive substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
  • Bahan kimia reaktif terhadap asam (Acid sensitive subtances)
Adalah bahan-bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam yang menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun atau korosif
  • Gas bertekanan (Compresed gases)
Adalah gas yang disirnpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalanm pelarut tekanan.
  • Bahan radioaktif (Radioactive subtance)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinai-sinar radioaktif lebih besar dan 0.002 microcunie / gram.

2.   Semua bahan kimia harus dilengkapi dengan label ataupun catalog yang ditempatkan pada kontainer atau wadahnya yang berfungsi untuk mempermudah identifikasi bahaya dan memberikan informasi tentang cara penyimpanan, penanganan dan transportasinya.

3.  Dalam penerimaan bahan kimia fungsi yang bertugs menerima barang agar memeriksa kelengkapan label pada bahan tersebut (ada / terpasang pada kontainer atau wadalmya) serta kelengkapan MSDS dari bahan kimia tersebut,

4. Sifat Bahan Kimia
  • Sebelum suatu bahan kimia dipakai untuk pertarna kalinya, komposisi dan sifat bahan kimia tersebut harus diketahui dan dievaluasi unruk menentukan potensi bahaya terhadap manusia (pekerja).
  • Data lengkap tentang sifat fisik bahan dan bahaya kebakaran yang mungkin timbul, harus diketahui oleh pekerja yang terkait yaitu tentang penyimpanan, penanganan dan pengangkutan bahan kimia berbahaya tersebut, serta tantang jenis peralatan pelindung yang sesuai yang harus dipakai serta sarana pertolongan pertama yang diperlukan

5.      Penanganan Bahan Kimia
·         Penanganan yang baik dan terkoordinasi harus dilakukan mulai dan perencanaan, pembelian dan juga pemakaian sampai dengan pembuangan.
·         Setiap orang yang bekerja dengan pekerjaan penyimpanan, pengangkutan atau penyaluran bahan-bahan kimia berbahaya dan orang yang melakukan pengoperasian dan perbaikan peralatan yang berisi bahan kimia berbahaya harus memahami tentang bahaya yang terkandung didalamnya serta cara pertolongan pertama bila terjadi insiden.
·         Pengawasan yang ketat terhadap penanganan / penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun harus diterapkan dengan sistem ijin kerja (permit system) yang benlaku dan pthak pemberi kerja (owner).
·         Bejana atau bak penampung yang berisi bahan kimia berbahaya yang tidak tertutup, harus dilengkapi dengan pagar pengaman atau alat lain untuk mencegah agar orang tidak jatuh kedalamnya atau terkena percikan bahan tersebut. Jembatan penghubung yang menyeberangi bejana atau bak penampung harus memiliki pegangan (hand - rail. dan tapakan yang sekiranya kuat dan aman.
·         Setiap bahan kimia harus didaftar, dicatat dalam bentuk daftar (list) termasuk lokasi penggunaannya sehingga mempermudah efektifitas pengendaliannya.
·         Jalur pipa berisi bahan kimia berbahaya dan korosi harus diproteksi sehingga bila ada kebocoran tidak mengenai orang yang lewat.
·         Tanda peringatan harus dipasang untuk memberitahu pekerja bahwa unit atau daerah itu mengandung bahan kimia berbahaya. Dianjurkan untuk menggunakan tanda-tanda standar warna yang sudah ditentukan.

6.  Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
  • Bahan kimia harus disimpan secara terpisah dengan bahan lainnya dan hanya orang atau pekerja yang diberi wewenang yang dibenarkan / diberi masuk ke gudang tempat penyimpanan bahan kimia, tempat bahan kimia harus diberi label yang menyatakan dengan jelas tentang isi, instruksi pabrik serta persyaratan penyimpanan bahan kimia berbahaya didalamnya.
  • Bahan kimia yang dapat atau mudah bereaksi tidak boleh disimpan saling berdekatan.
  • Rak-rak kaca tidak boleh dipakai sebagai tempat penyimpanan bahan kimia herbahaya.

7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
  • Fasilitas lapangan : shower dan eyewash harus dipasang didekat peralatan yang berisi bahan kimia berbahaya dan berpotensi mengalami kebocoram Pekerja disekitarnya harus memahami tata cara penggunannya
  • Perawatan jika terkena bahan kimia, baik pada mata ataupun tubuh make segera dicuci / dibilas bagian tubub yang terkena bahan kimia dengan menggunakan air bersih lalu kemudian menghubungi bagian kesehatan untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.

8. Senyawa Timah Hitam
Lead anti knock compound adalah cairan yang mengandung senyawa timah hiram (TEL-Tetra Ethyl Lead / TML-Tetra Methyl Lead) yang sangat beracun.

Senyawa ini dapat masuk ketubuh melalui 3 (tiga) cara, yaitu:
  • Terhirup melalui hidung dan mulut
  • Tertelan melalui mulut
  • Terserap melalui pori-pori kulit

Senyawa ini jika masuk kedalarn tubuh maka akan dapat mempengaruhi susunan syaraf pusat dan kemungkinan dapat menyebabkan kematian.

TML lebih mudah menguap jika dibandingkan dengan TEL dan mempunyai titik nyala api dibawah 73°F (23°C), sehingga bahaya kebakaran akibat TML jauh lebih besar dari pada TEL yang mempunyai titik nyala api 130°F (35°C).
  • Pembersihan tanki yang mengandung senyawa timah hitam.
Pembersihan tanki yang mengandung senyawa timah hitam harus sesuai dengan tata cara yang dianjurkan oleh OCTEL atau ETHYL Companies.
  • Membuka saluran pipa yang mengandung senyawa timah hitam.
Sebelum saluran pipa dan peralatan dibuka, bagian dalam harus diperiksa dan kemungikinan adanya endapan kotoran atau kerak. Endapan kotoran atau kerak ini harus disingkirkan, kemudian dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Disebabkan TEL / TML ini sangat beracun, rnaka perhatian yang tinggi harus diberikan saat pekerjaan berlangsung. Gunakanlah pakaian pelindung atau APD dan apabila ada keragu-raguan, bicarakanlah kepada pengawas pekerjaan.
  • Tanda Peringatan.
Tanki atau bejana yang pernah diisi oleh produk yang mengandung senyawa timah hitam dan belum dinyatakan bebas timah hitam, harus diberi tanda peringatan dengan kata-kata sebagai berikut “TANKI / BEJANA INI BERISI PRODUK YANG MENGANDUNG SENYAWA TIMAH HITAM”.
  • Buku Panduan.
Buku panduan khusus tentang tindakan-tindakan pengamanan serta bahaya-bahaya dan limbah beracun / limbah berbahaya seperti Tetra Ethyl Lead (TEL) dan juga Tetra Methyl Lead (TML) yang dikeluarkan oleh OCTEL dan ETHYL COMPANIES agar metnpunyai dan dipahami oleh setiap pekerja yang mengelola zat / limbah berbahaya.

9. Keadaan Darurat (Emergency)
Penanggulangan keadaan darurat bahan kimia berbahaya / senyawa timah hitam. harus sesuai dengan prosedur / pedoman dan manufactur & SOP dan juga sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan pemenintah yang ada, agar dalam penanganan dan penanggulangannya dapat dilaksanakan dengan benar dan terkoordinasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan bahaya atau dampak negatif bagi pekerja / manusia dan juga lingkungan sekitar.

10. Pengangkutan
Metode pengangkutan yang digunakan harus memenuhi persaratan kelayakan dan manufactur. MSDS dan peraruran tentang pengangkutan limbah beracun limbah berbahaya dan pemerintah dan juga perlu korrdinasi serta menjalin kerja sama dengan pihak pernenintah setempat untuk masalah pengangkutan, agar keamanan. keselamatan dan dampak pencemaran tenhadap lingkungan dapat dicegah atau diminimalisir.

11. Penampungan Sementara
Apabila diperlukan penampungan sementara untuk menampung limbah berbahaya dan beracun, maka persyaratan bagi lokasi dan tempat penampungan sementara ini harus rnempunyai izin dan pemenintah dan juga mendapatkan persetujuan dan pihak terkait agar nantinya lokasi untuk tempat penampungan sementara ini tidak mengganggu lingkungan disekatarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar